Belajar Musik Bikin Anak Cerdas



BERBAGAI stimulasi perlu dilakukan untuk mengembangkan kecerdasan otaknya. Salah satunya dengan mendengarkan musik, yang terbukti memengaruhi perkembangan otak hingga dewasa nanti.

Selama ini orangtua umumnya hanya terpaku pada pendidikan formal seperti sekolah untuk kemampuan baca, tulis, dan hitung (calistung) anak. Padahal, pendidikan seni seperti menari, musik, dan drama juga baik untuk perkembangan otak.

Ahli pendidikan menyarankan orangtua untuk mulai melibatkan anaknya dalam kegiatan seni sejak dini. Banyak penelitian telah dipublikasikan pada beberapa tahun terakhir ini, menguatkan alasan bahwa pelajaran musik memiliki efek positif terhadap perkembangan otak anak.

Menurut sebuah studi terbaru yang dilakukan oleh American Psychological Association (APA), anak yang dikenalkan pelajaran musik dari kecil, kemampuan otaknya akan lebih tajam dibanding anak seusianya, bahkan saat mereka tidak lagi memainkan alat musik.

Penelitian ini mengikutsertakan 70 orang dewasa sehat berusia 60 hingga 83 tahun yang dibagi dalam kelompok berdasarkan tingkat seberapa besar pengalaman musik mereka. Partisipan yang memiliki kemampuan musik mendapatkan hasil tes kognitif lebih baik daripada mereka yang tidak pernah belajar instrumen atau tidak bisa membaca not balok. Hasil penelitian ini dipublikasikan secara online dalam jurnal Neuropsychology yang diterbitkan oleh APA.

”Kegiatan berbau musik sepanjang hidup dapat berfungsi sebagai latihan kognitif yang menantang, yang membuat otak Anda sehat dan lebih mampu mengakomodasi tantangan proses penuaan,” kata pemimpin peneliti Brenda Hanna-Pladdy PhD seperti dikutip laman sciencedaily.com.

”Mempelajari instrumen musik yang membutuhkan belajar dan praktek bertahun-tahun, membuat koneksi alternatif di otak yang dapat mengimbangi penurunan kognitif seiring bertambahnya usia,” tambahnya.

”Walaupun banyak penelitian telah dilakukan tentang manfaat kognitif aktivitas musik oleh anak-anak, ini adalah studi pertama untuk menguji apakah manfaat tersebut dapat berlangsung seumur hidup,” kata Hanna-Pladdy.

Hanna-Pladdy adalah seorang neuropsikolog klinis yang melakukan penelitian bersama dengan psikolog kognitif Alicia MacKay PhD dari University of Kansas Medical Center, Amerika Serikat. Tiga kelompok peserta penelitian yaitu orang-orang tanpa pelatihan musik sebelumnya, mereka yang selama satu sampai sembilan tahun belajar musik dan kelompok dengan setidaknya 10 tahun pelatihan musik.

Semua partisipan memiliki tingkat pendidikan dan kebugaran yang sama serta tidak menunjukkan bukti menderita penyakit alzheimer.Semua partisipan musisi amatir tersebut biasanya mulai bermain alat musik pada sekitar 10 tahun.

Lebih dari setengah di antaranya bermain piano,sementara sekitar seperempatnya pernah belajar instrumen jenis tiup kayu seperti flute atau klarinet. Sisanya, menguasai instrumen musik petik, seperti perkusi atau brass instrument.

Peserta musisi yang lebih jago mendapatkan nilai tes kognitif lebih tinggi, diikuti dengan musisi yang biasa saja dan bukan musisi, yang akhirnya mengungkapkan tren yang berhubungan dengan berapa tahun mereka menekuni musik.

Para musisi yang termasuk andal memiliki skor yang lebih tinggi secara statistik signifikan dibanding bukan musisi pada tes kognitif yang berkaitan dengan memori visuospatial, penamaan objek, dan fleksibilitas kognitif. Selain melalui pendengaran CD, Anda dapat membawa sang buah hati untuk belajar di tempat kursus musik.
READ MORE - Belajar Musik Bikin Anak Cerdas

AKIBAT NARKOBA


"DAMPAK NARKOBA"
Bila narkoba digunakan secara terus menerus atau melebihi takaran yang telah ditentukan akan mengakibatkan ketergantungan. Kecanduan inilah yang akan mengakibatkan gangguan fisik dan psikologis, karena terjadinya kerusakan pada sistem syaraf pusat (SSP) dan organ-organ tubuh seperti jantung, paru-paru, hati dan ginjal.Dampak penyalahgunaan narkoba pada seseorang sangat tergantung pada jenis narkoba yang dipakai, kepribadian pemakai dan situasi atau kondisi pemakai. Secara umum, dampak kecanduan narkoba dapat terlihat pada fisik, psikis maupun sosial seseorang.Dampak Fisik:

1. Gangguan pada system syaraf (neurologis) seperti: kejang-kejang, halusinasi, gangguan kesadaran, kerusakan syaraf tepi2. Gangguan pada jantung dan pembuluh darah (kardiovaskuler) seperti: infeksi akut otot jantung, gangguan peredaran darah3. Gangguan pada kulit (dermatologis) seperti: penanahan (abses), alergi, eksim4. Gangguan pada paru-paru (pulmoner) seperti: penekanan fungsi pernapasan, kesukaran bernafas, pengerasan jaringan paru-paru5. Sering sakit kepala, mual-mual dan muntah, murus-murus, suhu tubuh meningkat, pengecilan hati dan sulit tidur6. Dampak terhadap kesehatan reproduksi adalah gangguan padaendokrin, seperti: penurunan fungsi hormon

reproduksi (estrogen, progesteron, testosteron), serta gangguan fungsi seksual7. Dampak terhadap kesehatan reproduksi pada remaja perempuan antara lain perubahan periodemenstruasi, ketidakteraturan menstruasi, dan amenorhoe (tidak haid)8. Bagi pengguna narkoba melalui jarum suntik, khususnya pemakaian jarum suntik secara bergantian,brisikonya adalah tertular penyakit seperti hepatitis B, C, dan HIV yang hingga saat ini belum ada obatnya9. Penyalahgunaan narkoba bisa berakibat fatal ketika terjadi Over Dosis yaitu konsumsi narkoba melebihi kemampuan tubuh untuk menerimanya. Over dosis bisa menyebabkan kematianDampak Psikis:1. Lamban kerja, ceroboh kerja, sering tegang dan gelisah


2. Hilang kepercayaan diri, apatis, pengkhayal, penuh curiga

3. Agitatif, menjadi ganas dan tingkah laku yang brutal

4. Sulit berkonsentrasi, perasaan kesal dan tertekan

5. Cenderung menyakiti diri, perasaan tidak aman, bahkan bunuh diri

Dampak Sosial:1. Gangguan mental, anti-sosial dan asusila, dikucilkan oleh lingkungan

2. Merepotkan dan menjadi beban keluarga

3. Pendidikan menjadi terganggu, masa depan suram

Dampak fisik, psikis dan sosial berhubungan erat. Ketergantungan fisik akan mengakibatkan rasa sakit yang luar biasa (sakaw) bila terjadi putus obat (tidak mengkonsumsi obat pada waktunya) dan dorongan psikologis berupa keinginan sangat kuat untuk mengkonsumsi (bahasa gaulnya sugest). Gejata fisik dan psikologis ini juga berkaitan dengan gejala sosial seperti dorongan untuk membohongi orang tua, mencuri, pemarah, manipulatif, dll

KAMUS NARKOBA

1. Abses = Salah tusuk urat/bengkak

2. Acapulco Gold = Jenis Marijuana yang berasal dari Mexico

3. Afo = Aluminium foil


4. After Care = Pelayanan pasca rehabilitasi

5. Amphet = Amphetamine

6. Asertif = Perilaku yang tidak menyakiti orang lain dan diri sendiri

7. Assessment = Suatu tahap dalam pra terapi bagi calon pasien/klien untuk menilai tingkat keparahan dan atau menentukan menentukan kebutuhan penyembuhan

8. Back up = Seseorang yang mendukung proses penyembuhan

9. BB = Barang Bukti

10. BD = Sebutan untuk bandar narkoba

11. Bedak/etep putih = Sebutan lain putauw/heroin

12. Betrik = Dicolong/nyolong


13. Bhironk = Orang Nigeria/pesuruh

14. BKA = Bimbingan Konseling Agama

15. BKND = Badan Koordinasi Narkotika Daerah sekarang Badan Narkotika Propinsi

16. BKNN = Badan Koordinasi Narkotika Nasional sekarang Badan Narkotika Nasional

17. BNK = Badan Narkotika Kabupaten/Kota

18. BNN = Badan Narkotika Nasional

19. BNP = Badan Narkotika Propinsi

20. Boat/boti = obat

21. Bokauw = Bau


22. Bokul = Beli barang

23. Bong = Alat mengisap shabu

24. BT = Bad Trip (halusinasi yang serem)

25. BT/snuk = Pusing/buntu

26. Circumstansial situasional = Penyalahgunaan narkoba hanya dilakukan ketika remaja sedang menghadapi masalah pribadi

27. Coke = Kokain

28. Community Based = Kegiatan/aktivitas/program yang dilakukan/bertumpu oleh/dalam masyarakat itu sendiri

29. Compaigning Strategy = Strategi kampanye (mengenalkan bahaya penyalahgunaan narkoba )

30. Compulsifed = Remaja penyalahguna narkoba mengkonsumsi narkoba dengan pola kecanduan


31. Demand Reduction = Pengurangan Permintaan. Pencegahan penggunaan narkoba ilegal. Beberapa pendekatan pencegahan termasuk; 1) memberi pendidikan dan informasi yang mendidik pada masyarakat umum, kaum muda (program dalam sekolah) dan pengguna narkoba, agar orang dapat mengambang

32. Detoksifikasi = Program yang diawasi media untuk pengguna narkoba waktu mereka disapih dari ketergantungan narkobanya. Dapat dilaksanakan dalam lembaga, sebagai pasien rawat inap, dalam komunitas atau di rumah

33. DOCA = Detoksifikassi cepat Opioid dengan Anestesi

34. Dosis = Takaran/ukuran pemakaian obat

35. Drug Addiction = Kondisi dimana seseorang merasa tergantung pada obat tertentu, melebihi dosis yang ditentukan

36. Drug Demand Reduction = Pencegahan penggunaan narkba ilegal.

37. Experimental Stage = Tahapan pemula/coba-coba bagi penyalahguna

38. Family Supporting Group = Kelompok keluarga yang saling membantu dalam memberi dukungan untuk mengatasi masalah narkoba

39. ganja = barang berbentuk daun


40. Gantung = Setengah mabok

43. Giber/giting/gonjes = Mabok/teller.

44. Gitber = Giting berat/mabok berat.

45. Half Way House = Metode penyembuhan bagi peyalahguna tanpa harus menjadi pasien rawat inap

46. Halusinasi = Bayangan, suatu kondisi penglihatan yang tidak nyata

47. Harm Reduction = Pengurangan Dampak Buruk. Definisi yang diterima secara umum belum muncul, namun unsur pokok yang umum adalah mengurangi dampak penggunaan narkoba yang bahaya atau merugikan tanpa harus mengurangi penggunaan narkoba

48. Hawai/cimeng/rasta/ulah/gele/buda/stik = Ganja.

49. IDUs = Injected Drug Users Penyalahguna yang menggunakan jarum suntik

50. In-patient = Metode penyembuhan bagi peyalahguna/pasien yang mengharuskan pasien menjalani rawat inap


51. In-take step = Suatu tahap penerimaan awal penyalahguna dalam lembaga rehabilitasi

52. Inex = Ecstasy.

53. Insul/spidol = Alat suntik.

54. Intensifed = Remaja penyalahguna narkoba mengetahui bahaya narkoba, tapi tidak ingin menghentikan penyalahgunaan narkoba

55. Intravena (Intravenous, IV) = Penyuntikan atau infus langsung ke aliran darah melalui pembuluh darah agar obat cepat memberikan reaksi

56. Jarum Suntik (Needle) = Alat yang bentuknya seperti jarum, berlubang di dalamnya untuk memasukkan cairan obat kedalam tubuh

57. Jokul = Jual

58. Junkie Helping Junkie = Salah satu metode untuk membantu mantan junkie agar tidak kembali menjadi penyalahguna, yang dilakukan oleh sesama mantan junkie

59. Junkies = Sebutan untuk pecandu.


60. Kertim = Kertas timah.

61. Khamar = Minuman keras/ Alkohol

62. KIE = (Media) Komunikasi, Informasi dan Edukasi

63. Kipe/cucauw/nyipet/ngecam = Nyuntik/memasukan obat ke tubuh.

64. Koncian = Simpanan barang

65. Konseling = Metode untuk memecahkan masalah dengan cara mengkonsultasikan dengan oran yang pakar dengan masalah tersebut

66. Kurus = Kurang terus.

67. KW = Kualitas.

68. LEGO = Istilah Lain : Jual, Arti : Menjual barang-barang untuk mendapatkan uang, Definisi : Dalam hubungan dengan penggunaan Narkoba, lego adalah aktifitas menjual barang untuk mendapatkan uang hanya agar bisa membeli Narkoba


69. LSD = Istilah Lain : Lysergyc Acid Diethylamide, Arti : Halusinogen yang paling terkenal, merupakan Narkotika sintetis yang disarikan dari jamur kering (ergot) yang tumbuh pada rumput gandum, Definisi : Narkotika sintetis yang disarikan dari jamur kering (ergot

70. LSM = Lembaga Swadaya Masyarakat

71. Metadon = Opiat seperti heroin, tetapi sintetis, yang dipakai untuk membatasi ketidaknyamanan terkait dengan gejala putus heroin

72. Metode Pemakaian Narkoba (Obat) = Bentuk-bentuk yang umum adalah dengan cara menghisap (inhalation), merokok dan melalui injeksi/suntikan di bawah kulit, di dalam otot (intramuselar) atau dalam pembuluh darah (Intravensus). Cara pemakaian dapat ditentukan oleh jenis narkoba pilihan dari s

73. Mupeng = Muka pengen.

74. Narkoba = Narkotika, Psikotropika, dan Bahan Berbahaya Lainnya

75. Narkoba yang disalahgunakan : = Definisi menurut medis, farmasi atau dari segi hukum tentang narkoba dan zat psikotropika dapat berbeda. International Narcotics Control Board (INCB) menggunakan pengertian hukum dari istilah ini untuk tujuan pengawasa. Dengan demikian narkotika dimuat di

76. Narkotika Golongan I = Merupakan kelompok narkotika yang terdiri atas : tanaman papaver somniferum, opium mentah, opium masak, erythroxylon cocae (koka), cannabis satira (ganja), tetra hydro cannabinol, dan 26 jenis lainnya.

77. Narkotika Golongan II = Merupakan kelompok narkotika yang terdiri atas : alpha-cethyl-metadol, alpha-medprodina, alpha-prodine, phentanyl, pethidine, methadone, dan 87 jenis lainnya.


78. Narkotika Golongan III = Merupakan kelompok narkotika yang terdiri atas : asetildihidrokodeina, kodeina, etil morfina, dan 13 jenis lainnya.

79. Ngedrag = Baker putauw diatas timah.

80. Ngubas atau nyabu = Pakai shabu.

81. NSEP (Needle and Syringe Exchange Program) = Program Pertukaran jarum Suntik atau Perjasun. Program yang membolehkan pengguna narkoba suntikan untuk memperoleh alat suntik yang suci hama, pembuangan jarum suntik bekas dan pemberian nasihat dan informasi. Program tersebut dapat di tempat tetap

82. O-de = Over dosis.

83. One Stop Centre = Salah satu bentuk pelayanan yang memadukan pelayanan terapi medis dan rehabiltasi sosial dalam satu pelayanan institusional.

84. Opiat = Narkoba alami atau sintetis (dibuat manusia), dengan dampak yang sama pada tubuh seperti opium dan heroin

85. Organized Crime = Kejahatan terorganisasi

86. Ormas = Organisasi Masyarakat


87. Outreach = Metode penjangkauan bagi kelompok marginal atau eksklusif, seperti anak jalanan, penyalahguna narkoba, Pekerja Seks Komersil, dll.

88. pahe = paket hemat

89. Pakauw = Pakai putauw.

90. Paket/pahe = Pembelian heroin/putauw dalam jumlah terkecil

91. Parno = Paranoid karena ngedrugs.

92. Pedauw/badai = Teler/mabok

93. Peer Group = Adalah kelompok sepermainan remaja yang umumnya sebaya

94. Pendidikan Sebaya = Strategi pendidikan yang diciptakan dan dilaksanakan oleh anggota kelompok tertentu untuk sesamanya, misalnya pengguna narkoba. Hasil yang diharapkan adalah untuk membuat dan menahan perubahan pada perilaku dengan pemberian informasi terkait dari sumber y

95. Penyalahgunaan Multiple Drug = Pemakaian secara sekaligus atau berturut-turut dari beberapa jenis zat (narkoba).


96. Penyalahgunaan Narkoba = Menurut acuan dari konvensi-konvensi PBB penyalahgunaan berarti memakai obat/narkoba tanpa dasar/pembenaran medis

97. Peralatan Suntik = Meliputi jarum suntik, semprit, saringan, air, gelas, sedok, turniket dan permukaan

98. Pesantren Virtual = Suatu konsep pesantren yang bersifat terbuka atau santrinya tidak tinggal menetap dilingkungan pesantren

99. Positive Peer = Kelompok sebaya yang memberi pengaruh baik bagi anggotanya

100. Prekursor = Istilah ini mengenai sekelompok zat yang bukan merupakan narkoba namun digunakan dengan berbagai cara dalam memproses atau membuat narkoba atau zat psikotropika. Tergantung pada sifat-sifat kimiawi utamanya precursor dapat digabungkan dengan zat-zat lain

101. Premary Prevention = Pencegahan dini bagi seseorang yang dilakukan oleh lingkungan keluarga.

102. Prevalensi (prevalence) = Jumlah orang yang mengalami penyakit tertentu.

103. Preventif = Pencegahan. Kegiatan penyuluhan dan bimbingan untuk memberikan penerangan dan pengetahuan kepada kelompok tertentu atau masyarakat tentang masalah atau bahaya penyalahgunaan narkoba agar tidak menjadi penyalahguna

104. Psikotropika Golongan I = Merupakan kelompok psikotropika yang terdiri atas : brolam fetamina, etisiklida, LSD, MDMA (ekstasi), dan 26 jenis lainnya.


105. Psikotropika Golongan II = Merupakan kelompok psikotropika yang terdiri atas : amfetamina, deksafetamina, fenetelina, metafetamina, metagualon, sekobarbital, dan 14 jenis lainnya.

106. Psikotropika Golongan III = Merupakan kelompok psikotropika yang terdiri atas : amobarbital, buprenorphine, flunitrazepam, pentobarbital, dan 9 jenis lainnya.

107. Psikotropika Golongan IV = Merupakan kelompok psikotropika yang terdiri atas : allobarbital, alphrazolam, barbital, diazepam, phenobarbital, klobazam, dan 60 jenis lainnya.

108. PT = Sebutan lain putauw (heroin).

109. Pyur = Murni.

110. Recall = Kemampuan untuk memanggil ingatan/memori yang tersimpan.

111. Relaps = Kembali lagi ngedrugs karena ”rindu”

112. Sakaw = Sakit karena lagi ”nagih”.

113. School Based = Kegiatan/aktivitas/program yang dilakukan/bertumpu oleh/dalam sekolah itu sendiri.


114. Selinting = 1 batang rokok/ganja

115. Semprit (Syringe) = Alat suntik yang terdiri dari tabung dilengkapi penghisap, naf jarum dan jarum

116. Setangki = ? gram

117. Sharing = Kegiatan berbagi hal/masalah untuk menemukan pemecahan masalah dan mengurangi beban

118. Snip = Pakai putauw lewat hidung (dihisap).

119. Social Recreation = Remaja menggunakan narkoba hanya ketika berkumpul dengan teman-temannya untuk sekedar bersenang-senang saja

120. Solvent = Sejenis zat adiktif yang mempunyai efek merugikan pada pernafasan (menjadi sulit bernafas dan dapat menyebabkan infeksi dalam tenggorokan), pada otak (menyebabkan gangguan serius

121. Sperempi = ? gram.

122. Spirdu = Sepaket berdua.


123. Supply Reduction = Pengurangan Pemasokan. Beberapa tindakan yang dilaksanakan untuk mecegah narkoba ilegal menjangkau konsumen. Tindakan ini termasuk : 1) memberantas panen narkoba ilegal; 2) pengalihan panen untuk mengurangi tanaman panen ilegal; 3) merintangi pemasokan bahan baku yang dipakai untuk mengelola narkoba ilegal; 4) menggangu berbagai sarana yang dipakai untuk mengangkut narkoba; 5) membatasi pengedaran dalam rantai perdagangan; 6) pengawasan dan/atau perundang-undangan mengenai pencucian uang; dan 7) perang terhadap narkoba

124. Teken = Minum obat/pil/kapsul.

125. Terapi dzikir tarekat qodriyah wa nasabandiyah = Terapi untuk mengatasi ketergantungan narkoba jenis putaw di Yayasan Serba Bakti PonPes Suryalaya Inabah XIX Koord Wil Jatim

126. Therapeutic Cummunity = Bentuk perawatan yang menyatu secara keseluruhan bagi tiap korban penyalahgunaan narkoba, dengan menggunakan standar perawatan yang baik.

127. Therapeutic Peer Group = Bentuk perawatan bagi penyalahguna narkoba yang melibatkan kelompok sebaya sebagai kelompok pendukung

128. Toxicology Forensik = Bagian dari Lab. Forensik yang bertugas menyelidiki bahan-bahan kimia berbahaya

129. Ubas = Shabu.

130. Volunteer = Seseorang yang bekerja tanpa mendapat penghasilan yang tetap, bahkan mungkin tanpa bayaran.

131. Zat Narkotika = Pada saat ini terdapat 116 zat narkotika yang berada di bawah Konvensi th 1961. Dalam daftar tersebut termasuk opium dan derivatifnya (morfin, codein, dan heroin) dan narkotika sintetis seperti methadone dan pethidine, begitu pula cannabis dan cocaine.


132. Zat psikotropika = Zat-zat yang memiliki pengaruh mengubah keadaan jiwa dan perilaku seseorang, apakah zat tersebut berada dalam pengawasan konvensi atau tidak. Konvensi tidak membedakan antara narkoba jenis keras atau biasa, dan tidak menggunakan istilah tersebut. Obat/narkoba dan zat lain apakah secara penuh atau sebagian berada di luar pengawasan internasional juga dapat disalahgunakan.

TAMBAHAN

Gauw : gram

Gaw : gram

Gele : ganja

Gepang : punya putauw atau heroin

Giber : mabok atau teler

Giberway (giting berat way) : mabuk ganja

Ginting : mabok atau teler


girl : kokain

Gitber (ginting berat) : mabok berat

Glass : shabu-shabu

Gocapan : gocip; paketan 50 ribu/0.1 gram.

Gonjes : mabok atau teler

Grass : daun ganja

Kamput : kambing putih, gambar pada label salah satu minuman beralkohol

Kancing : ekstasi

Kar : alat untuk menggerus Putaw


Kartim : kertas timah

KD (kode) : kodein

Kentang : kena tanggung/gantung /kurang mabuk

Kentang kurus : kena tanggung kurang terus

Kipe : nyuntik atau memasukan obat ketubuh

Kipean : insulin, suntikan

Kompor : untuk bakar shabu di alumunium foil

Koncian : simpanan barang

Kotak kaset/CD : digunakan sebagai alat pengerus putaw


Kurus : kurang terus

KW : kualitas

P.T-P.T : patungan untuk membeli drug

Pahe : pembelian heroin atau putauw dalam jumlah terkecil

PA-HE : paket hemat (paket 20 ribu/10 ribu)

Pakauw : pakai putauw

Paket : pembelian heroin atau putauw dalam jumlah terkecil

Paketan (tekapan) : paket / bungkusan untuk putaw

Papir : kertas untuk melinting ganja


Papir (pap’s;paspor;tissue : kertas untuk melinting ganja

Parno : paranoid karena ngedrungs

Parno : paranoid/rasa takut berlebihan karena pemakaian shabu yang sangat banyak

Pasang badan : menahan sakaw tanpa obat / pengobatan dokter

Pasien : pembeli

Pedauw : teler atau mabok

Per 1/per 2, ost : 1 atau 2, ost gram

Pil koplo (bo’at; boti; dados) : obat daftar ‘G’

Pil Gedek : ecstacy


Polydrug use : menambah dosis dan menggunakan jenis narkoba yang berbeda

Pot : daun ganja

PS (pasien) : pembeli narkoba

Psikedelik : berhubungan dengan/berciri halusinasi visual persepsi meningkat.

PT : putauw (heroin)
DIPUBLIKASI OLEH.....ARI AGUS DIANSAH........ ARI AGUS DIANSAH........

READ MORE - AKIBAT NARKOBA

pengaruh musik pada manusia

pengaruh musik pada manusia


Kognitif merupakan semua proses dan produk pikiran untuk mencapai pengetahuan yang berupa aktivitas mental seperti mengingat, mensimbolkan, mengkategorikan, memecahkan masalah, menciptakan dan berfantasi.
Penelitian menunjukkan bahwa musik dapat memberikan rangsangan-rangsangan yang kaya untuk segala aspek perkembangan secara kognitif dan kecerdasan emosional (emotional intelligent). Roger Sperry (1992) dalam Siegel (1999) penemu teori Neuron mengatakan bahwa neuron baru akan menjadi sirkuit jika ada rangsangan musik sehingga neuron yang terpisah-pisah itu bertautan dan mengintegrasikan diri dalam sirkuit otak, sehingga terjadi perpautan antara neuron otak kanan dan otak kiri itu.
Mengacu pada perkembangan kognitif dari Piaget (1969) dalam teori belajar yang didasari oleh perkembangan motorik, maka salah satu yang penting yang perlu distimulasi adalah keterampilan bergerak. Melalui keterampilan motorik anak mengenal dunianya secara konkrit.
Dengan bergerak ini juga meningkatkan kepekaan sensori, dan dengan kepekaan sensori ini juga meningkatkan perkiraan yang tepat terhadap ruang (spatial), arah dan waktu.
Perkembangan dari struktur ini merupakan dasar dari berfungsinya efisiensi pada area lain.
Kesadaran anak akan tempo dapat bertambah melalui aktivitas bergerak dan bermain yang menekankan sinkronis, ritme dan urutan dari pergerakan. Kemampuan-kemampuan visual, auditif dan sentuhan juga diperkuat melalui aktivitas gerak.
Gallahue, (1998) mengatakan, kemampuan-kemampuan seperti ini makin dioptimalkan melalui stimulasi dengan memperdengarkan musik klasik.
Rithme, melodi, dan harmoni dari musik klasik dapat merupakan stimulasi untuk meningkatkan kemampuan belajar anak.
Melalui musik klasik anak mudah menangkap hubungan antara waktu, jarak dan urutan (rangkaian) yang merupakan keterampilan yang dibutuhkan untuk kecakapan dalam logika berpikir, matematika dan penyelesaian masalah.
Hasil penelitian Herry Chunagi (1996) Siegel (1999), yang didasarkan atas teori neuron (sel kondiktor pada sistem saraf), menjelaskan bahwa neuron akan menjadi sirkuit jika ada rangsangan musik, rangsangan yang berupa gerakan, elusan, suara mengakibatkan neuron yang terpisah bertautan dan mengintegrasikan diri dalam sirkuit otak.
Semakin banyak rangsangan musik diberikan akan semakin kompleks jalinan antarneuron itu.
Itulah sebenarnya dasar adanya kemampuan matematika, logika, bahasa, musik, dan emosi pada anak.
Selain itu juga, Gordon Shaw (1996) mengatakan kecakapan dalam bidang yakni matematika, logika, bahasa, musik dan emosi bisa dilatih sejak kanak-kanak melalui musik. Dengan melakukan penelitian membagi 2 kelompok yaitu kelas kontrol dan kelas eksperimen melalui pendidikan musik sehingga sirkuit pengatur kemampuan matematika menguat.
Musik berhasil merangsang pola pikir dan menjadi jembatan bagi pemikiran-pemikiran yang lebih kompleks. Didukung pula oleh Martin Gardiner (1996) dalam Goleman (1995) dari hasil penelitiannya mengatakan seni dan musik dapat membuat para siswa lebih pintar, musik dapat membantu otak berfokus pada hal lain yang dipelajari.
Jadi, ada hubungan logis antara musik dan matematika, karena keduanya menyangkut skala yang naik turun, yaitu ketukan dalam musik dan angka dalam matematika.
Daryono Sutoyo, Guru Besar Biologi UNS Solo, melakukan penelitian (1981) tentang kontribusi musik yaitu menstimulasi otak, mengatakan bawha pendidikan kesenian penting diajarkan mulai dari tingkat Sekolah Dasar (SD) agar peserta didik sejak dini memperoleh stimulasi yang seimbang antara belahan otak kiri dan belahan otak kanannya.
Bila mereka mampu menggunakan fungsi kedua belahan otaknya secara seimbang, maka apabila mereka dewasa akan menjadi manusia yang berpikir logis dan intutif, sekaligus cerdas, kreatif, jujur, dan tajam perasaannya.
Implementasi dari penelitian tersebut, pendidikan kesenian sewaktu di SD mempengaruhi keberhasilan studi pada pendidikan berikutnya yaitu di SMP, dan begitu juga dengan pendidikan kesenian di SMP kan mempengaruhi keberhasilan studi pada masa di SMA.
Dan kesenian di SMA, mau tidak mau menjadii factor penentu dalam peningkatan kualitas sumber daya manusia yang baik.

Musik dan Kecerdasan Emosi



Sternberg dan Salovery (1997) mengemukakan bahwa kecerdasan emosional adalah kemampuan mengenali emosi diri, yang merupakan kemampuan seseorang dalam mengenali perasaannya sendiri sewaktu perasaan atau emosi itu muncul, dan ia mampu mengenali emosinya sendiri apabila ia memiliki kepekaan yang tinggi atas perasaan mereka yang sesungguhnya dan kemudian mengambil keputusan-keputusan secara mantap.
Kemampuan mengelola emosi merupakan kemampuan seseorang untuk mengendalikan perasaannya sendiri sehingga tidak meledak dan akhirnya dapat mempengaruhi perilakunya secara wajar.
Misalnya seseorang yang sedang marah maka kemarahan itu tetap dapat dikendalikan secara baik tanpa harus menimbulkan akibat yang akhirnya disesali di kemudian hari.
Kepekaan akan rasa indah timbul melalui pengalaman yang dapat diperoleh dari menghayati musik.
Kepekaan adalah unsur yang penting guna mengerahkan kepribadian dan meningkatkan kualitas hidup.
Seseorang memiliki kepekaan yang tinggi atas perasaan mereka maka ia akan dapat mengambil keputusan-keputusan secara mantap dan membentuk kepribadian yang tangguh.
Kemampuan motivasi adalah kemampuan untuk memberikan semangat kepada diri sendiri untuk melakukan sesuatu yang baik dan bermanfaat. Dalam hal ini terkandung adanya unsur harapan dan optimisme yang tinggi, sehingga memiliki kekuatan semangat untuk melakukan suatu aktivitas tertentu, misalnya dalam hal belajar.
Seperti apa yang kita cita-citakan dapat diraih dan mengisyaratkan adanya suatu perjalanan yang harus ditempuh dari suatu posisi di mana kita berada ke titik pencapaian kita dalam kurun waktu tertentu.
Kemampuan membina hubungan bersosialisasi sama artinya dengan kemampuan mengelola emosi orang lain. Evelyn Pitcer dalam Kartini (1982) mengatakan musik membantu remaja untuk mengerti orang lain dan memberikan kesempatan dalam pergaulan sosial dan perkembangan terhadap emosional mereka.
Remaja, merupakan pribadi sosial yang memerlukan relasi dan komunikasi dengan orang lain untuk memanusiakan dirinya. Remaja ingin dicintai, ingin diakui, dan dihargai. Berkeinginan pula untuk dihitung dan mendapatkan tempat dalam kelompoknya.
Jelas bahwa individualitas dan sosialitas merupakan unsur-unsur yang komplementer, saling mengisi dan melengkapi dalam eksistensi remaja.
Kecerdasan emosional perlu dikembangkan karena hal inilah yang mendasari keterampilan seseorang di tengah masyarakat kelak, sehingga akan membuat seluruh potensi anak dapat berkembang secara lebih optimal.
Idealnya seseorang dapat menguasai keterampilan kognitif sekaligus keterampilan sosial emosional.
Daniel Goleman (1995) melalui bukunya yang terkenal “Emotional Intelligences (EQ)”, memberikan gambaran spectrum kecerdasan, dengan demikian anak akan cakap dalam bidang masing-masing namun juga menjadi amat ahli.
Sebagaimana dikatakan oleh para ahli, perkembangan kecerdasan emosional sangat dipengaruhi oleh rangsangan musik seperti yang dikatakan Gordon Shaw (1996).
Menurut Siegel (1999) ahli perkembangan otak, mengatakan bahwa musik dapat berperan dalam proses pematangan hemisfer kanan otak, walaupun dapat berpengaruh ke hemisfer sebelah kiri, oleh karena adanya cross-over dari kanan ke kiri dan sebaliknya yang sangat kompleks dari jaras-jaras neuronal di otak.
Efek atau suasana perasaan dan emosi baik persepsi, ekspresi, maupun kesadaran pengalaman emosional, secara predominan diperantarai oleh hemisfer otak kanan.
Artinya, hemisfer ini memainkan peran besar dalam proses perkembangan emosi, yang sangat penting bagi perkembangan sifat-sifat manusia yang manusiawi.
Kehalusan dan kepekaan seseorang untuk dapat ikut merasakan perasaan orang lain, menghayati pengalaman kehidupan dengan “perasaan”, adalah fungsi otak kanan, sedang kemampuan mengerti perasaan orang lain, mengerti pengalaman dengan rasio adalah fungsi otak kiri. Kemampuan seseorang untuk dapat berkomunikasi dengan baik dan manusiawi dengan orang lain merupakan percampuran (blending antara otak kanan dan kiri itu).
Proses mendengar musik merupakan salah satu bentuk komunikasi afektif dan memberikan pengalaman emosional. Emosi yang merupakan suatu pengalaman subjektif yang inherent terdapat pada setiap manusia.
Untuk dapat merasakan dan menghayati serta mengevaluasi makna dari interaksi dengan lingkungan, ternyata dapat dirangsang dan dioptimalkan perkembangannya melalui musik sejak masa dini.
Campbell 2001 dalam bukunya efek Mozart mengatakan musik romantik (Schubert, Schuman, Chopin, dan Tchaikovsky) dapat digunakan untuk meningkatkan kasih sayang dan simpati.
Musik digambarkan sebagai salah satu “bentuk murni” ekspresi emosi. Musik mengandung berbagai contour, spacing, variasi intensitas dan modulasi bunyi yang luas, sesuai dengan komponen-komponen emosi manusia.




ALANK-ALANK

READ MORE - pengaruh musik pada manusia